Portal Forkim

Baca sambil dengar instrumen:

[OPINI] Suasana Akhir Ramadan Menjelang Hari Kemenangan

Arfian Alinda Herman

21-04-2023

Bagikan di WhatsApp
[OPINI] Suasana Akhir Ramadan Menjelang Hari Kemenangan

Bulan Ramadan adalah bulan yang sangat dinantikan kedatangannya oleh banyak orang terkhusus umat Islam. Tetapi tidak akan lama lagi bulan Ramadhan akan pergi meninggalkan kita.

Saat ini, perasaan kita campur aduk. Di satu sisi kita merasa senang karena kita akan merayakan hari raya Idul Fitri. Berkumpul dengan keluarga dengan ceria dan penuh canda tawa. Bertemu dengan sanak saudara sambil berbagi cerita. Saling mengunjungi dengan niat memperkuat ukhuwah islamiyah. Mengunjungi keluarga yang telah pergi, yang hanya tinggal sendiri, di bawah tanah yang diberi batu nisan. 

Di sisi lain, kita merasa sedih karena Ramadan sekarang tak seindah Ramadan yang dulu. Ditemani oleh keluarga yang lengkap dengan ayah dan ibu. Tanpa kehadirannya hidup tak terasa indah dan tak punya rasa karena kehadirannya adalah segala-galanya buat kita. 

Bagaimana tak sedih? Satu-satunya bulan yang telah Allah Swt. persiapkan dari dua belas bulan dalam satu tahun ini akan pergi meninggalkan kita dan belum tentu kita akan menjumpainya lagi di tahun depan, dengan kondisi yang sama, kesehatan yang sama, keluarga yang sama, bahkan kesempatan yang sama.

Bulan ini penuh dengan keberkahan karena dilipat gandakannya pahala seorang muslim dalam beribadah kepada Allah Swt. 
Sebagaimana Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Telah datang kepada kalian Bulan Ramadan, yaitu bulan yang penuh dengan keberkahan…"

Bulan yang dikenal sebagai bulan kemuliaan, dimana kuantitas dan kualitas ibadah meningkat dibandingkan bulan-bulan yang lain. Bulan ini disebut dengan bulan kemuliaan karena merupakan bulan yang diberkahi oleh Allah; waktu yang mustajab untuk berdoa; bulan yang diturunkanya Al-Qur'an; bulan disunnahkan salat tarawih; adanya Lailatul Qadar; peristiwa perang Badar; serta pembebasan Kota Mekkah. 

Bulan yang disebut-sebut sebagai bulan ampunan, terkhusus bagi seorang muslim yang menyambut Bulan Ramadan dengan berpuasa. Rasullullah saw bersabda: "Barang siapa yang menjalankan ibadah puasa dengan penuh keimanan, maka Allah akan mengampuni dosa nya yang telah lalu". (HR.  Bukhari dan Muslim)

Pada bulan Ramadan terdapat satu malam yang disebut malam kemuliaan. Yakni Lailatul Qadar, malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Kejadiannya berlangsung di akhir-akhir ramadan yaitu di sepuluh terakhir Bulan Ramadan. Ini adalah salah satu penyebab Bulan Ramadan dikatakan sebagai Bulan Kemulai

Tentunya dalam menjalani proses untuk mendapatkan Lailatul Qadar harus penuh dengan keistiqomahan dalam beribadah. Terkhusus di setiap malam ganjil di sepuluh terakhir bulan Ramadan. Tetapi kesempatan itu malah tidak dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Banyak yang mengganti esensi Ramadan sebagai bulan untuk beribadah dengan melakukan berbagai macam aktivitas-aktivitas lain.

Berbagai macam fenomena yang terjadi pada penghujung bulan Ramadan, mulai dari kendaraan yang mulai memadati jalan-jalan disebabkan meningkatnya jumlah pemudik dan berbagai aktifitas lainnya. Pasar-pasar dan mall dipadati oleh berbagai pengunjung. Begitu pun cafe-cafe dan tempat makan menjadi tempat yang tak kalah ramainya yang dijadikan tempat berkumpul keluarga dan sahabat untuk berbuka puasa bersama.

Akibatnya masjid-masjid menjadi sepi dan saf-saf semakin menyempit dimana di awal Ramadan saf di masjid penuh dan di akhir Ramadan yang tersisa hanya satu sampai dua saf saja. Pasar-pasar malah menjadi tempat yang paling banyak diminati, demi untuk mempersiapkan baju baru dihari raya Idul Fitri. Bukan malah menyiapkan diri dengan memperbaiki kualitas ibadah sebagai bekal untuk menuju ke akhirat nanti mengingat bulan Ramadan tidak lama lagi akan pergi dan kita hanya bisa menyesali kemudian meratapi. 
Bukankah sesuatu akan terasa lebih berarti setelah sesuatu itu pergi?

Tentunya fenomena ini sangat bertolak belakang dengan esensi dari Bulan Ramadan. Apakah faktor dari fenomena ini ada kaitannya dengan bisikan dan ajakan setan? 
Rasullullah Saw bersabda: "Pada Bulan Ramadhan dibukanya pintu-pintu surga dan ditutupnya pintu-pintu neraka serta setan-setan dibelenggu". Maka bukan menjadi hal yang mendasar bahwa fenomena tersebut disebabkan oleh rayuan syaitan. Tetapi kebiasaanlah yang membudaya dan mentradisi di setiap penghujung bulan Ramadan. 

Bulan Ramadan tidak akan lama lagi berakhir dan aktivitas ibadah di bulan ini tidak akan lagi dirasakan di bulan selanjutnya. Semoga Allah memberikan kesempatan kepada untuk bertemu kembali dengan bulan Ramadan di tahun berikutnya. Kedatangan hari raya Idul Fitri semakin mendekat, maka mari saling memaafkan. Minal Aidin wal Faizin, mohon maaf lahir dan batin.

Kolom Pencarian

Sekretariat

Observer Room Forkim, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IAIN Parepare
Jl. Amal Bakti No. 8, Parepare
South Sulawesi, Indonesia 91132