Portal Forkim

Baca sambil dengar instrumen:

Berhenti Mengejar Ilusi: Menilai Ketulusan Laki-laki Sebelum Tersesat

Ella

16-10-2023

Bagikan di WhatsApp
Berhenti Mengejar Ilusi: Menilai Ketulusan Laki-laki Sebelum Tersesat

Kaum muda tak pernah lepas dari masa pubertas. Setiap manusia yang menginjak umur belasan tahun pasti akan melewati dan merasakan tubuh menjadi akil balig. 

Masa muda, masa remaja, masa di mana benih-benih cinta monyet menyerang. Saat itulah perasaan aneh mulai bertumbuh. Perasaan yang sering membuat sang remaja menjadi galau, gelisah, bingung, bahagia, marah, dan berbagai emosi lainnya.

Bila cinta tak terbalas, maka hati akan kecewa dan bersedih. Sebaliknya, bila cinta berhasil, maka hati akan bahagia. Ada juga cinta yang berhasil tapi hanya dipermainkan.

Sering terjadi kasus rayuan, di mana laki-laki merayu perempuan kemudian menunggu si perempuan membalas rayu. Bila rasa sudah berbalas, maka si laki-laki akan berpaling ke perempuan yang lain. 

Kadang kala hati yang sepi membuat ilusi menjadi liar. Sehingga kita bingung membedakan mana yang tulus atau yang rakus.

Perempuan dalam hal ini perlu belajar dalam mengelola emosi dan akal agar tidak mudah terbuai oleh rayuan kebohongan laki-laki. Karena pada hakikatnya, laki-laki yang serius hanya akan mengajakmu menikah, bukan yang mengajak kepada zina. 

Dalam hal ini, bukan berarti pacaran tdk dibolehkan. Pacaran adalah ikatan perkenalan diantara laki-laki dan perempuan sebelum mereka tunangan atau menikah. Namun, jika niat pacaran hanya sekedar bermain zina, maka tinggalkan. 

Ada beberapa cara yang perlu diperhatikan perempuan sebelum memberikan perasaan pada laki-laki. 

Pertama, perhatikan kata-katanya saat merayu. Playboy akan memiliki banyak puisi cinta yang tak masuk akal. Modus berlebihan dan gombalan-gombalan kebohongan. 

Niat utamanya agar si perempuan naksir ke dirinya. Apabila perempuan sudah membalas perasaan, maka ia akan berpaling dan mencari target selanjutnya. Tujuannya adalah seleksi, laki-laki player memang suka sekali menyeleksi perempuan tanpa memikirkan perasaan perempuan tersebut.

Kedua, diawal pendekatan suka mesum dan tidak segan meminta uang. Laki-laki seperti ini harus diabaikan secepatnya. Karena jika diberikan, ia akan beranggapan bahwa si perempuan sudah mau berkorban untuknya, maka si laki-laki seenaknya datang dan pergi.

Ketiga, dia mendekati lebih dari satu perempuan. Jika kamu merasa didekati laki-laki, maka lakukan check and recheck. Cari tahu apakah dia sedang mendekati perempuan lain atau tidak. Karena laki-laki yang  tidak tulus akan mendekati banyak perempuan dengan tujuan menyeleksi.

Selanjutnya, jika ingin mengetahui apakah laki-laki betul-betul tulus sama perempuan yang didekatinya atau tidak, maka lakukan hal-hal berikut:

Pertama, ajak dia bertemu dan minta ponselnya untuk dicek. Jika ia menurut maka kemungkinan tulusnya ada. Namun jika ia memberikan banyak alasan untuk tidak bertemu maka ia hanya main-main. 

Kedua, berkorbanlah sedikit untuknya. Jika ia membalasnya dengan kebaikan, dan masih terus menghubungimu, maka ia adalah laki-laki yang tulus. Namun, jika ia tiba-tiba menghilang, kemudian datang dan kembali meminta lebih, maka ia hanya memanfaatkanmu. 

Ketiga, mintalah ia mengenalkanmu pada teman, keluarga, atau orang tuanya. Laki-laki yang tulus akan melakukan hal itu. Namun sebaliknya yang masih menyeleksi, pasti akan mengabaikanmu. 

Terkadang, kita terbuai ke dalam retorika laki-laki. Bahkan kita tak mampu membedakan mana yang tulus dan mana yang hanya sekedar mencari teman chat. Sehingga menjadikan ilusi kita menjadi liar.

Stop memikirkan laki-laki yang belum tentu tulus. Stop menghabiskan waktu untuk laki-laki yang belum jelas. Stop baper jika baru satu kali dipuji oleh laki-laki. Stop beranggapan bahwa dia menyukaimu tanpa melakukan pengecekan terlebih dahulu.

Fokuslah memperbaiki diri, agar laki-laki yang kamu dapatkan juga lebih baik. Jangan buang-buang waktu menghayalkan laki-laki yang belum tentu akan menjadi milikmu. 

Kolom Pencarian

Sekretariat

Observer Room Forkim, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IAIN Parepare
Jl. Amal Bakti No. 8, Parepare
South Sulawesi, Indonesia 91132