Portal Forkim

Baca sambil dengar instrumen:

Meningkatnya Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan dan Anak

Uswatun Hasanah

17-12-2023

Bagikan di WhatsApp
Meningkatnya Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan dan Anak

OPINI - Kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak merupakan masalah yang semakin meresahkan dan menggugah hati nurani masyarakat. Peningkatan kasus kekerasan seksual menciptakan bayangan gelap atas keamanan individu, khususnya bagi perempuan dan anak-anak yang sering kali menjadi korban yang paling rentan.

Seiring berjalannya waktu, fenomena ini bukan hanya menjadi perhatian sosial, tetapi juga memunculkan urgensi mendalam untuk menghadapi dan mengatasi akar masalah yang menyebabkannya. Meningkatnya kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak merupakan fenomena yang memerlukan perhatian mendalam dari seluruh lapisan masyarakat.

Salah satu faktor yang turut menyuburkan tumbuhnya kasus kekerasan seksual adalah ketidaksetaraan gender yang masih menjadi akar masalah utama, menciptakan lingkungan yang memperburuk kerentanan perempuan dan anak-anak terhadap kekerasan. Perempuan seringkali menjadi sasaran karena posisi mereka yang lebih rentan dalam ranah kekuasaan yang tidak seimbang. Kesetaraan gender tidak hanya menjadi hak dasar, tetapi juga kunci untuk mengubah dinamika kekerasan seksual.

Oleh karena itu, mendukung perjuangan untuk kesetaraan gender menjadi langkah penting dalam menjauhkan masyarakat dari kekerasan seksual. Kesetaraan gender harus diperjuangkan secara aktif melalui pendidikan seksual yang holistik dan inklusif, mencakup nilai-nilai persetujuan, komunikasi yang sehat, dan penghargaan terhadap hak asasi manusia.

Pendidikan memegang peran sentral dalam merespons dan mencegah kekerasan seksual. Pendidikan seksual yang holistik dan inklusif harus diintegrasikan ke dalam kurikulum agar dapat memberikan pemahaman yang baik kepada generasi muda tentang hak dan batasan dalam hubungan antarindividu. Pendidikan ini tidak hanya akan membangun kesadaran terhadap konsekuensi kekerasan seksual, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai persetujuan, komunikasi yang sehat, dan penghargaan terhadap hak asasi manusia (HAM).

Media juga memegang peran besar dalam membentuk persepsi dan norma sosial. Representasi yang merugikan perempuan dan anak dalam media dapat merusak pandangan masyarakat terhadap kekerasan seksual. Oleh karena itu, mendesak media untuk mengambil peran aktif dalam menghadirkan representasi yang sehat dan mendidik tentang masalah ini adalah langkah yang sangat diperlukan.

Pemirsa juga harus menjadi konsumen yang kritis, menolak konten yang merendahkan dan mendukung produksi media yang berfokus pada kesetaraan dan penghargaan terhadap hak asasi manusia. Pemberdayaan perempuan menjadi strategi penting dalam melawan kekerasan seksual. Dengan memberikan perempuan akses yang setara terhadap pendidikan, pekerjaan, dan sumber daya lainnya, kita dapat mengubah ketidaksetaraan yang memicu tindakan kekerasan.

Selain itu, mendukung perempuan untuk memiliki peran yang lebih aktif dalam pengambilan keputusan sosial dan politik juga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kekerasan seksual. Aspek hukum juga memainkan peran krusial dalam penanggulangan kekerasan seksual. Peningkatan sanksi dan penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kekerasan seksual dapat menjadi deterren yang efektif.

Sistem peradilan juga harus diperbaiki untuk memberikan perlindungan yang lebih baik kepada korban, memastikan bahwa keadilan dijalankan dengan cepat, adil, dan menghormati hak-hak individu. Meningkatnya kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak menunjukkan perlunya penanganan serius di aspek hukum. Sangat diperlukan peningkatan sanksi dan hukuman yang tegas bagi para pelaku kekerasan seksual.

Hukuman yang berat dapat menjadi deterren efektif dan memberikan sinyal kuat bahwa masyarakat tidak akan mentolerir tindakan kekerasan semacam itu. Peningkatan sanksi ini juga dapat menciptakan rasa keadilan bagi korban dan menunjukkan bahwa hukum benar-benar melindungi hak-hak mereka. Selanjutnya, penegakan hukum harus ditingkatkan untuk memastikan bahwa pelaku kekerasan seksual dihukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sistem peradilan harus beroperasi dengan efisien, cepat, dan adil.

Kecepatan dalam menangani kasus-kasus kekerasan seksual bukan hanya untuk memastikan keadilan, tetapi juga untuk menghindari risiko pelaku mengulangi tindakan mereka. Penegakan hukum yang tegas juga dapat memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa hukum bekerja untuk melindungi mereka. Selain itu, perlu ada upaya untuk merevisi dan memperkuat undang-undang yang berkaitan dengan kekerasan seksual. Hal ini dapat mencakup perubahan dalam definisi kekerasan seksual, perpanjangan preskripsi, dan penyempurnaan definisi tindakan pidana yang terkait.

Peninjauan kembali undang-undang ini penting untuk memastikan bahwa hukum dapat menanggapi perkembangan sosial dan mendefinisikan dengan jelas tindakan kekerasan seksual sehingga tidak ada celah hukum yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku. Secara keseluruhan, aspek hukum dalam menanggulangi meningkatnya kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak perlu diperkuat melalui peningkatan sanksi, penegakan hukum yang efisien, revisi undang-undang yang tepat, dan pendekatan multidisiplin.

Hukum harus berfungsi sebagai alat yang kuat untuk melindungi hak asasi manusia, memberikan keadilan kepada korban, dan membentuk dasar bagi masyarakat yang aman dan berkeadilan. Ketersediaan dukungan psikologis bagi korban kekerasan seksual juga sangat penting. Trauma yang dialami korban memerlukan pendekatan profesional untuk membantu mereka pulih dan mengatasi dampak psikologis yang sering kali berkepanjangan. Sistem kesehatan dan layanan sosial perlu diintegrasikan dengan baik untuk memberikan dukungan menyeluruh bagi korban, baik dalam aspek fisik maupun mental.

Namun, upaya ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau lembaga-lembaga tertentu, melainkan juga masyarakat secara keseluruhan. Kampanye kesadaran yang menyeluruh perlu dilakukan untuk membangkitkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap kekerasan seksual. Keluarga, komunitas, dan tempat kerja juga harus menjadi tempat di mana norma-norma positif dan sikap nol toleransi terhadap kekerasan seksual dapat ditanamkan. Mengatasi meningkatnya kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak adalah tugas bersama kita sebagai masyarakat.

Diperlukan sinergi antara lembaga pemerintah, pendidikan, media, dan masyarakat sipil untuk menciptakan perubahan nyata. Hanya dengan bersatu dan berkomitmen, kita dapat membangun masyarakat yang bebas dari ancaman kekerasan seksual, tempat di mana setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin atau usia, dapat hidup dengan aman, adil, dan bermartabat. Penanggulangan kekerasan seksual bukanlah tanggung jawab tunggal pemerintah atau lembaga tertentu, melainkan juga tugas masyarakat secara keseluruhan. Kampanye kesadaran yang menyeluruh dan norma-norma positif perlu ditanamkan dalam keluarga, komunitas, dan tempat kerja.

Hanya dengan upaya bersama, sinergi antara lembaga pemerintah, pendidikan, media, dan masyarakat sipil, kita dapat menciptakan perubahan yang nyata dan mengarah kepada masyarakat yang bebas dari ancaman kekerasan seksual, tempat di mana setiap individu dapat hidup dengan aman, adil, dan bermartabat.

Penulis: Uswatun Hasanah

Opini yang di Publikasikan dalam Portal ini menjadi tanggung jawab penulis sepenuhnya. Forkim IAIN Parepare tidak bertanggungjawab jika ada masalah hukum ke depannya.

Kolom Pencarian

Sekretariat

Observer Room Forkim, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IAIN Parepare
Jl. Amal Bakti No. 8, Parepare
South Sulawesi, Indonesia 91132