Portal Forkim

Baca sambil dengar instrumen:

Bagaimana Ucapan Mempengaruhi Hidup Kita

Rizkyanti

09-05-2023

Bagikan di WhatsApp
Bagaimana Ucapan Mempengaruhi Hidup Kita


_“Mereka terlalu sempurna untuk aku yang tak bisa apa-apa”_

Itulah salah satu pernyataan singkat yang selalu terlintas dalam benak sebagian besar orang, bahkan lebih miris lagi ada yang sampai melontarkan kalimat itu secara langsung terhadap dirinya sendiri secara rutin setiap harinya. Semoga itu bukan kamu yah!!!

Jangankan mengucapkan bahkan sekedar memikirkan kalimat itu saja bisa membuat kita secara tidak langsung telah menzolimi dan menghakimi segala potensi yang ada dalam diri kita sendiri. 

Padahal jika di pikir secara sekilas, itu hanyalah sebuah kalimat biasa. Namun siapa sangka?, bahwa diri kita akan menerima semua bentuk pernyataan bahkan yang kadang kita anggap sebagai hal yang biasa.

Teman-teman tentu pernah mendengar kutipan yang berbunyi “Ucapan adalah doa” kalimat ini menyatakan betapa besar peran ucapan dalam hidup. Hanya sekedar diucapkan saja namun telah menjadi doa yang berpotensi menjadi kenyataan. 

Merenungi hadis Rasulullah Saw. yang berbunyi “Kalau demikian anggapanmu, maka akan begitulah jadinya” (HR. Ibnu Majah) 

Coba bayangkan jika setiap sumpah serapah ataupun penghinaan terhadap diri kita yang dilontarkan setiap hari semuanya menjadi kenyataan. Sudah jelas betapa menderitanya mereka yang senang mengeluh dan menghakimi diri sendiri dengan ucapan yang katanya biasa saja.

Tanpa disadari setiap kata-kata yang keluar dari mulut kita dapat berdampak pada kehidupan sehari-hari. Apa yang kita pikirkan maka itulah yang akan terjadi, sebab ketika kita memikirkan hal tersebut maka secara tidak langsung kita juga akan melakukannya.

Sherly Annavita seorang content creator sekaligus motivator muda pernah berkata “Perhatikan apa yang kita pikirkan, karena itu akan keluar menjadi ucapan. Perhatikan apa yang kita ucapkan, karena itu akan keluar menjadi tindakan. Perhatikan setiap tindakan kita, karena ketika itu diulang-ulang terus maka itu akan menjadi kebiasaan. Perhatikan kebiasaan kita, mulai dari mata terbuka sampai tertutup lagi karena dia akan menjadi karakter. Perhatikan karakter kita, karena demikianlah takdir kita, dengan kata lain, apa yang kita pikirkan maka demikian takdir kita.”

Setiap ucapan yang diberikan pada diri dapat menjadi sugesti yang secara sadar atau tidak akan direalisasikan oleh alam bawah sadar kita. Misalnya ucapan memotivasi berupa pujian atas apa yang telah dimiliki mampu mengundang hal-hal baik untuk senantiasa menyertai. Maupun ucapan berupa hinaan dan cercaan atas perbandingan antara kekurangan diri dengan kelebihan orang lain yang membuat diri semakin hari semakin tersakiti oleh ucapan sendiri.

Sehingga bisa disimpulkan bahwa ucapan adalah salah satu mantra termanjur untuk mensukseskan atau bahkan menghancurkan diri sendiri.

Banyak sekali hal yang bisa membentuk diri kita, baik faktor eksternal maupun faktor internal diri. Faktor eksternal bisa dari pengalaman, lingkungan, organisasi ataupun hal lainnya. sementara faktor internal ialah dari dalam diri kita sendiri, seperti apa yang kita fikirkan dan bagaimana kita menyikapi setiap hal.

Melihat berbagai faktor yang bisa mempengaruhi diri kita, faktor yang paling menentukan diri kita adalah faktor internal dari dalam diri. Apapun yang terjadi di luar sana tidak akan mampu mempengaruhi hidup kita jika kita tidak mengizinkannya. 

Sehingga kita perlu berhati-hati sebelum menerima dan melakukan penilaian terhadap suatu hal. Setiap individu harus memahami bahwa orang lain sama sekali tidak memiliki wewenang untuk mempengaruhi diri kita selama kita tidak mengizinkan. Bukankah mereka juga tidak akan ikut campur dalam mengatasi masalah yang kita hadapi melebihi porsi yang kita atasi sendiri.

Dengan memahami kebutuhan diri sendiri dan peran orang lain dalam membentuk diri sendiri. Untuk kamu yang sampai detik ini masih peduli dengan hal-hal yang bisa merusak kesehatan mental dan merusak masa depan. Mulailah beranjak dan segera berbenah diri, Sebab kemajuan ataupun kehancuran dalam hidup kita adalah tanggung jawab diri kita sendiri.

“Aku harus jauh lebih baik dari diriku yang sebelumnya” adalah sebuah kalimat yang bisa menjadi mantra dan memberikan dampak luar biasa bagi kemajuan diri kita sendiri jika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Jika belum mampu membahagiakan diri sendiri setidaknya jangan berlaku sewenang-wenang terhadap diri sendiri.

Mulailah fokus pada pengembangan diri sendiri dan berhenti membandingkan diri atas apa yang saat ini belum kita miliki. Belajarlah untuk lebih mencintai diri sendiri, memahami kekurangan dan mengembangkan segala potensi dalam diri. 

Yakinlah bahwa setiap manusia telah terlahir otentik dengan kelebihan dan keunikan masing masing, tidak ada satupun makhluk yang mampu menjadi kita seutuhnya selain diri kita sendiri. Kamu unik dan istimewa dengan segala hal yang telah Tuhan anugerahkan dalam hidupmu.

Kolom Pencarian

Sekretariat

Observer Room Forkim, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IAIN Parepare
Jl. Amal Bakti No. 8, Parepare
South Sulawesi, Indonesia 91132