Portal Forkim

Baca sambil dengar instrumen:

[OPINI] Organisasi Kemahasiswaan dan MBKM, Musuh atau Kawan?

Muh. Ilham Jaya

26-03-2023

Bagikan di WhatsApp
[OPINI] Organisasi Kemahasiswaan dan MBKM, Musuh atau Kawan?

Introduction

Harapan besar bagi seorang dosen adalah berbagai macam teori dan konsep yang diterima oleh mahasiswa di bangku perkuliahan dapat membentuk pola pikir yang sistematis dan dapat mengantar mahasiswa dalam berkehidupan di luar kampus kelak ketika telah meninggalkan kampus (lulus). Selain menerima teori dan konsep yang merupakan sarana latihan bagi otak, mahasiswa di bangku perkuliahan juga secara perlahan dilatih mental dan soft skillnya melalui penerapan model-model pembelajaran yang beragam oleh dosen. Peningkatan soft skill ini memang sangat penting bagi mahasiswa, dengan memiliki soft skill yang beragam maka dapat meningkatkan derajat seorang mahasiswa sekaligus akan menjadi bekal ketika terjun dalam kehidupan bermasyarakat. Masalahnya adalah harapan yang dicita-citakan ini kemudian diterjang oleh realita, sehingga hanya menjadi utopia belaka. Pada kehidupan perkuliahan, model pembelajaran yang digunakan cenderung hanya condong ke ranah pengetahuan mahasiswa saja, masih kurang bahkan jarang menyangkut pengembangan soft skill secara menyeluruh.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dibentuklah beberapa organisasi kemahasiswaan di dalam kampus yang diharapkan dapat menjadi alternatif pengembangan soft skill mahasiswa. Selama ini, keberadaan organisasi kemahasiswaan sangat berperan besar dalam mencetak generasi yang unggul baik dari segi teoritis maupun praktis. Namun setelah wabah Corona berakhir, tampaknya esensi dan eksistensi organisasi kemahasiswaan turun secara drastis. Minat mahasiswa dalam berorganisasi perlahan luntur. Faktor penyebabnya pun beragam, mulai dari mahasiswa baru yang sudah nyaman dengan dunia maya sehingga tidak terlalu berminat dalam kegiatan-kegiatan dunia nyata hingga kepada ketidakmampuan pengurus organisasi dalam menghadirkan inovasi baru dalam menggaet maba-maba.

Di tengah masalah tersebut, hadir pula alternatif lain dalam pengembangan soft skill mahasiswa bahkan dapat dikatakan telah menjadi booster tersendiri dalam mengembangkan soft skill mahasiswa. Kelebihan terbesarnya adalah alternatif ini menawarkan program-program yang dapat dikonversi ke dalam bentuk Satuan Kredit Semester (SKS) sehingga kuliah dapat, soft skill dapat. Alternatif yang dimaksud adalah program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM). Dengan program ini, mahasiswa akan secara komunal mengaktualisasikan teori dan praktek sehingga dapat menjadi mahasiswa bernilai tinggi.

MBKM: Booster Soft Skill Mahasiswa

Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) merupakan kebijakan yang digagas oleh mas menteri pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi, Nadiem Makarim. Berbagai macam program yang ditawarkan oleh kebijakan MBKM mampu merangsang pengembangan soft skill mahasiswa, apalagi ditambah dengan iming-iming konversi SKS dalam setiap programnya. Kuliah jalan, pengembangan soft skill pun jalan. Dengan adanya kebijakan ini, mahasiswa lebih merdeka dalam artian lebih bebas dalam mengarahkan minat dan mengembangkan kemampuannya. MBKM hanya bisa diprogram ketika mahasiswa telah menempuh minimal 80 SKS atau telah kuliah minimal 4 semester. Hal ini sangatlah bagus dikarenakan program MBKM hanya dapat diambil oleh mahasiswa yang telah tergolong matang perkembangan kemahasiswaannya, sehingga kemampuannya dalam beradaptasi dengan suatu program akan lebih maksimal.

Nasib Organisasi Kemahasiswaan di Tengah Kebijakan MBKM

Dasar yang menjadi fundamental pembentukan sebuah organisasi kemahasiswaan adalah untuk mengembangkan minat dan skill mahasiswa. Harapan besar bagi organisasi kemahasiswaan adalah dapatnya ia menjadi pelengkap perkuliahan.  Dalam beberapa kasus, keberadaan organisasi kemahasiswaan memang sangat efektif dalam mengembangkan minat dan skill mahasiswa, keefektifan ini tentunya disebabkan oleh keandalan para pengurusnya dalam merancang dan merealisasikan program-program kerja yang tepat dan terarah. Sebaliknya apabila program kerja yang dirancang tidak tepat, maka tentu saja dapat mengurangi efektivitas organisasi kemahasiswaan itu dalam pengembangan minat dan skill mahasiswa. Salah satu permasalahan organisasi kemahasiswaan yang kerap terjadi ialah tidak ada lagi pembaruan yang signifikan pada program kerja kepengurusan-kepengurusan berikutnya. Alhasil banyak organisasi kemahasiswaan yang sudah tidak efektif lagi dalam mengembangkan minat dan skill mahasiswa. Proker-proker yang diusung hanya sebagai formalitas belaka, sekret sudah tidak bisa lagi menjadi rumah kedua bagi anggotanya.

Keberadaan kebijakan MBKM turut memperkeruh eksistensi organisasi kemahasiswaan karena program-program yang ditawarkan oleh kebijakan MBKM tersebut sangatlah menggiurkan dalam hal pengembangan minat, soft skill maupun hard skill mahasiswa. Memang masih banyak tantangan bagi program ini karena masih tergolong baru, namun ketika kedepannya program ini sudah terlaksana dengan maksimal dan sosialisasinya juga telah meluas, maka dalam pertimbangannya, mahasiswa akan lebih memilih kuliah hingga 4 semester lalu mengambil program MBKM yang dapat dikonversi waktu pelaksanaan programnya ke dalam bentuk SKS selama 1 semester daripada nongkrong di organisasi yang sudah menurun drastis kualitasnya.

Outroduction

Apabila organisasi kemahasiswaan tidak berbenah diri dalam menambal masalah-masalah yang dialaminya, seperti ketidakmampuan pengurus dalam menciptakan inovasi baru dalam pengembangan minat dan kemampuan mahasiswa, ketidakmampuannya dalam melanggengkan lingkaran tukar pendapat, dan berbagai macam masalah kompleks lainnya, maka organisasasi kemahasiswaan tersebut akan kehilangan esensi. Selamanya.

Kehadiran MBKM dapat menjadi ancaman bagi organisasi kemahasiswaan karena programnya yang menarik dan proaktif terhadap pengembangan mahasiswa. Semester 5 merupakan syarat minimal untuk memprogram MBKM sekaligus juga merupakan semester produktif dalam mengurus suatu organisasi. Disamping berbenah diri, organisasi juga bisa menjadikan program MBKM sebagai kawan dalam mewujudkan satu visi yang sama, yakni menumbuhkembangkan minat, soft skill, serta hard skill mahasiswa.

Kolom Pencarian

Sekretariat

Observer Room Forkim, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IAIN Parepare
Jl. Amal Bakti No. 8, Parepare
South Sulawesi, Indonesia 91132