Portal Forkim

Baca sambil dengar instrumen:

Opini: Peran buzzer Politik dalam Pembentukan Opini Publik Mendukung Anies Baswedan di Media Sosial

Ismail

15-05-2023

Bagikan di WhatsApp
Opini: Peran buzzer Politik dalam Pembentukan Opini Publik Mendukung Anies Baswedan di Media Sosial

Beredar potongan vidio Anies Baswedan di media sosial. Dalam vidio itu, Anies terlihat sedang berjalan di tengah para pendukungnya dengan tampilan seperti biasa, memakai kemeja putih disertai rompi dengan logo indonesia, dan kopiah hitam. Namun, pada detik-detik terakhir vidio tersebut ada seorang bapak paruh baya memakai kemeja ungu dengan kopiah putih hendak menyalami anies baswedan.

Ketika menyalami Anies, rupanya si bapak paruh baya itu tidak mendapatkan respon baik. Anies justru dengan cepat menarik tangannya ketika bersalaman dengan bapak tersebut. Tanpa melirik sedikit pun, Anies bergegas pergi dengan begitu cepatnya.

Bakal calon presiden dari partai Nasdem itu menuai kontroveksi usai beredar vidio dirinya yang tampak ogah-ogahan saat bersalaman dengan warga.

Karakter seseorang tidak bisa disembunyikan, mungkin jika dia ingat bahwa ada kamera dia berpura-pura baik dan merakyat tapi disaat hatinya galau maka tabiat aslinya akan terlihat. 

Buzzer dalam  membentuk opini publik selama kampanye, Anies Baswedan yang terlihat ogah-ogahan saat bersalaman dengan warga mengundang reaksi dari sejumlah pihak. Salah satunya politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Mohamad Guntur Romli yang mengaku tak heran melihat sikap Anies.

Guntur Romli mengatakan, perilaku Anies sebagaimana yang terlihat dalam video memang merupakan sikap aslinya. Ia disebut hanya mempertontonkan sikap ramahnya ketika dirinya sadar sedang berada di depan kamera.

"Itu sifat aslinya Anies, kalau dia tidak tahu ada kamera, akan cuek, dan muka manyun. coba kalau tahu ada kamera langsung dia pura-pura ramah." Kata Guntur. 

Guntur menegaskan bahwa pada dasarnya mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu memiliki sifat angkuh. Jadi, wajar apabila Anies terlihat ogah-ogahan untuk bersalaman dengan warga di saat tidak ada kamera. "Aslinya Anies memang arogan. Berkata kata manis, bersikap sopan akan dilakukan Anies kalau ada kamera" pungkasnya.

Mengingat pemilu tidak akan lama lagi, calon capres seiring berjalannya waktu akan melakukan kampanye atau kunjungan dalam rangka silatuhrahmi kepada masyarakat untuk memberikan perhatian dengan dialog-dialognya yang terkesan sangat menjanjikan kepada masyarakat.

Anies Baswedan dalam aktifitas politiknya justru tidak menyebarkan pesan politik yang mengandung unsur promosi diri. Tetapi terdapat perbedaan dengan kampanye secara langsung yang dilakukan Anies dengan masyarakat.

Anies Baswedan terlihat meragukan. Dengan beredarnya video yang menolak salaman dengan warga, menjadikan warga ilfil melihat Anies.

Apakah Anies Baswedan terburu-buru pada saat itu? atau menghindar dari covid-19? Kita tidak tahu mengapae. Tetapi apapun alasannya, tidaklah baik jika menolak salaman seperti itu. 

Apakah itu termasuk perilaku etis? kita sering mendengar orang bilang ini etis ini tidak etis dan seterusnya, tapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan etis itu sendiri? apakah Ia berhubungan dengan hukum atau perintah agama? Ataukah ada sesuatu yang unik atau khas dalam etis yang berbeda dari peraturan undang-undang, aturan agama dan aturan tentang adat istiadat? 

Karena itu, cerdaslah dalam memilih pemimpin agar bangsa ini tetap selamat. Dan abangnya yang sabar ya, makanya harus cerdas untuk mengidolakan orang. 

Oleh karenanya, peran buzzer sangat penting untuk dijadikan sebagai penyebaran informasi, apalagi kepada Calon Capres di tahun 2024 yang akan datang. Kejadian yang layak diberitakan adalah informasi yang dianggap penting bagi publik (audiens), setidaknya kejadian tersebut berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kehidupan publik.

Misalnya, ada informasi kunjungan ketenagakerjaan ke suatu cabang. Meski kunjungan ini adalah sebuah peristiwa (informasi), tapi belum tentu penting bagi publik. Pembaca mungkin lebih tertarik dengan berita tentang tidak dibolehkannya pencairan pensiun, karena hal ini berhubungan dengan kehidupan mereka.

Dalam komunikasi politik sudah barang tentu bahwa pelaku politik mesti mengetahui beberapa strategi yang dianggap efektif dalam menyampaikan kampanyenya baik melalui sosial media maupun media massa.

Komentar saya adalah mengigat tidak akan lama lagi menyambut demokrasi politik di negara kita, bagaimana semestinya kita menyikapi hal demikian? Mengingat sebagian masyarakat masih ada acuh tak acuh terhadap pesta demokrasi tersebut.

Sementara media sosial atau media massa sudah dipenuhi oleh kampanye politik dari beberapa pasangan bakal calon. Tentu harus ditinjau dari segi komunikasi politik dan efektivitas manfaatnya terhadap masyarakat. 

Kolom Pencarian

Sekretariat

Observer Room Forkim, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IAIN Parepare
Jl. Amal Bakti No. 8, Parepare
South Sulawesi, Indonesia 91132