Portal Forkim

Baca sambil dengar instrumen:

Kejahatan Seksual Mei 1998 Melahirkan Gerakan Perempuan Indonesia, Perempuan Sekarang Ngapain Aja?

Ella

18-05-2023

Bagikan di WhatsApp
Kejahatan Seksual Mei 1998 Melahirkan Gerakan Perempuan Indonesia, Perempuan Sekarang Ngapain Aja?

Perempuan zaman sekarang ngapain aja? 

Mungkin ada yang sedang mempuh pendidikan, travelling kemana-mana, jadi wanita karir, jadi ibu rumah tangga, jadi pengangguran, scrolling story, nonton drakor atau rebahan rebahan tidak berguna.

Jika kamu yang baca tulisan ini adalah perempuan, kamu tidak perlu tegang dulu, karena dalam tulisan ini hanya ingin menyampaikan bahwa pernah terjadi pemerkosaan massal terhadap perempuan  pada kerusuhan di bulan Mei tahun 1998 M yang kemudian melahirkan suatu lembaga independen bernama Komnas Perempuan.

Komnas perempuan adalah Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Lembaga ini lahir dari gerakan perempuan Indonesia yang berjuang mempertahankan hak dan perlindungan bagi perempuan Indonesia di tengah kerusuhan Mei 1998.

Isi tulisan ini mengambil banyak referensi dari buku Dewi Anggraeni berjudul “Tragedi Mei 1998 dan Lahirnya Komnas Perempuan.”

Tahun 1998 waktu itu terjadi krisis keuangan, di mana rupiah yang awalnya 2.447 per 1 dollar Amerika menjadi 11.000 per 1 dollar Amerika.

Akibat krisis keuangan ini, masyarakat panik. Kalangan ekonomi menengah ke atas melakukan kecurangan perdagangan sedangkan para masyarakat miskin menjadi lebih tidak mampu lagi. Subsidi BBM pun dikurangi oleh pemerintah.

Kerusuhan hebat terjadi saat sejumlah kawasan bisnis warga etnis Tionghoa dibakar. Terjadi penjarahan dan penganiayaan terhadap warga etnis Tionghoa. Namun, yang menjadi korban tidak hanya warga etnis Tionghoa, tetapi banyak anak-anak dan remaja pribumi yang ikut menjadi korban.

Proyek-proyek prasarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat juga berhenti dibangun. Kian hari, situasi semakin memburuk dan tidak ada tanda-tanda akan membaik. Karena itulah terjadi aksi demonstrasi, protes, dan bentrok antara mahasiswa dengan polisi.

Sejumlah mahasiswa, akademisi, dan masyarakat melakukan aksi tuntutan agar Presiden Soeharto turun dari jabatannya. Aksi ini tidak pernah surut. Makin hari, pendemo makin kuat mengepung gedung parlemen. Pada akhirnya, Soeharto menyerahkan jabatannya yang diumumkan pada tanggal 21 Mei. Kemudian wakil presiden, BJ Habibie mengambil alih jabatan sebagai Presiden RI.

Di tengah kerusuhan itu, terjadi perkosaan massal terhadap perempuan, pelecehan seksual serius terhadap mahasiswi, dan kekerasan seksual juga dialami oleh perempuan etnis Tionghoa.

Banyak korban-korban perkosaan yang masih hidup, mereka terpaksa menanggung rasa malu akibat kerusuhan Mei 1998. Ada juga keluarga korban yang meninggal saat aksi perkosaan. Dan ada yang meninggal akibat diperkosa. Keluarga para korban ini, tidak ada pilihan untuk melupakan trauma batin mereka.

Tak hanya itu, ada juga korban yang disuruh bunuh diri oleh ayahnya sendiri karena malu dengan aib yang dibawa anaknya kepada keluarga.

Ada juga pelaku yang menculik perempuan kemudian diperkosa ramai-ramai disebuahMobil. Setelah diperkosa, puting payudara mereka dipotong, kemudian mereka dilempar keluar dari mobil ke pinggiran jalan.

Beberapa aksi pemerkosaan disaksikan oleh warga, namun mereka tidak berani menolong korban karena diancam hantaman oleh pelaku.

Kerusuhan hebat itu terjadi pada tanggal 13-15 Mei. Namun setelah 15 Mei, masih terjadi pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa. Rumah mereka didatangi oleh pelaku pemerkosaan, dan ada juga yang dihalang di jalanan umum.

Setelah turunnya Soeharto dari jabatannya sebagai presiden, banyak perempuan muda etnis tionghoa yang melaporkan kasus pemerkosaan yang terjadi di angkutan umum. Bahkan sejumlah sopir bajay memasang tarif Rp200.000 hingga Rp500.000 dari harga Rp15.000 untuk mereka perempuan etnis Tionghoa. Yang jika diprotes mendapat ancaman diperkosa.

Melihat tragedi itu, beberapa perempuan Indonesia tergerak hatinya untuk membantu para korban mencapai keadilan dan mendapatkan haknya. 

Para aktivis dan relawan dari berbagai organisasi hak asasi perempuan bergabung dan menyatukan kekuatan membentuk kelompok Masyarakat Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Mereka melakukan pendampingan kepada korban dan sebagai penghubung korban dengan pekerja medis.

Selain mendapingi korban, Kelompok Masyarakat Anti Kekerasan terhadap Perempuan juga melakukan aksi unjuk rasa kepada pemerintah agar semua kasus pemerkosaan yang terjadi segera mendapat keadilan.

Salah seorang dari Komunitas Anti Kekerasan terhadap Perempuan bernama Saparinah Sadli (Ketua Program Studi Kajian Wanita Pasca Sarjana Universitas Indonesia) menyarankan agar Komunitas tersebut berhubungan langsung dengan Presiden yang baru, yaitu Bapak BJ Habibie.

Para wakil dari kelompok relawan dan pekerja kemanusiaan turut dalam delegasi pembentukan Komnas Perempuan. Hingga pada 9 Oktober 1998, keluarlah SK Presiden No 181 tahun 1998 yang menyatakan pembentukan Komnas Perempuan. Kemudian pada 15 Oktober 1998, mandat dan keanggotaan Komnas Perempuan baru dikeluarkan.

Setelah pembentukan Komnas Perempuan, barulah terkumpul data korban kekerasan seksual yang terjadi pada kerusuhan Mei 1998. Sampai tanggal 3 Juli 1998, total korban kekerasan seksual sebanyak 168 korban. 20 diantaranya meninggal dan yang masih hidup menderita luka fisik dan psikis.

Para korban ini tidak hanya diperkosa, mereka dianiaya, dibakar, dan dibunuh.

Para korban adalah perempuan, dan yang menyuarakan hak, yang mendapingi dan mengadvokasi mereka juga perempuan. Terbentukanya Komnas Perempuan juga adalah perjuangan perempuan.

Perjuangan dan energi gerakan perempuan Indonesia yang berhasil menuntaskan kasus kejahatan seksual massal yang terjadi pada Mei 1998 hingga melahirkan lembaga independen Komnas Perempuan adalah suatu motivasi sejati bagi kita perempuan hari ini.

Perempuan hari ini, apakah masih tergerak hatinya jika melihat kekerasan terhadap perempuan lain? Apakah masih peduli jika tejadi tindak pelecehan seksual kepada perempuan? Apakah memiliki jiwa kemanusiaan yang akan membantu korban kekerasan terhadap perempuan?

Sejarah Komnas Perempuan adalah Sejarah Gerakan Perempuan Indonesia masa 1998. Sejarah gerakan perempuan hari ini seperti apa?

Hanya kalian para perempuan yang mampu menjawabnya.

Jika kalian masih terbelenggu dalam deskriminasi ataukah terkurung atas konstruk sosial, maka saatnyalah kita bergerak memperjuangkan keadilan. Tidak hanya keadilan pribadi atau golongan sendiri, tetapi memperjuangkan keadilan untuk manusia lainnya.

Kolom Pencarian

Sekretariat

Observer Room Forkim, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IAIN Parepare
Jl. Amal Bakti No. 8, Parepare
South Sulawesi, Indonesia 91132